Rabu, 28 Januari 2009

Perubahan Tubuh Di Masa Kehamilan

Perubahan Tubuh Di Masa Kehamilan

Rasa bahagia timbul begitu anda dinyatakan sebagai calon ibu.Berbagai pertanyaan dan rasa was-was timbul mengiringi kebahagiaan tadi. Perubahan apa saja yang terjadi dimasa-masa kehamilan tersebut.

  • Perubahan pada payudara : kelenjar susu mulai giat berproduksi.Payudara akan melunak dan pembesaran terjadi.Karena adanaya pembesara payudara disarankan untuk memakai bra yang lebih besar dan kuat untuk penyangga. Sementara itu areola (daerah dekat puting susu) akan berubah warna menjadi lebih pekat/hitam karena pengaruh hormon. Tak usah khawatir karena setelah melahirkan warna gelap tadi biasanya akan berkurang.
  • Jantung dan paru : kebutuhan suplay darah meningkat sehingga jantung bekerja lebih keras pada saat hamil. Rahim membesar membuat paru-paru tertekan akibatnya ibu hamil suka sesak nafas dan cepat lelah.
  • Kulit dan Rambut : rambut lebih berminyak atau sebaliknya menjadi lebih kering. Begitu pula hal dengan kulit.
  • Emosi : Perasaan sering tak menentu terkadang sedih,kesal,gembira yang berlebihan.Bahaka terkadang bisa mengarah pada depresi.Hal ini tak boleh dibiarkan berlarut-larut karena stress pada ibu akan berpengaruh pada tumbuh kembang janin.
  • Mulut : Sering terjadi pembekakan gusi, gusi berdarah, sakit gigi, jika hal ini terjadi segera hubungi dokter gigi anda.
  • Air seni : Pembesaran rahim dan janin akan menekan kandung kemih sehingga ibu hamil ibu hamil sering buang air kecil.
  • Pembengkakkan kaki dan tangan : Akibat adanya penimbunan cairan volume darah terkadang bisa menimbulkan varises.

Tips Menghadapi anak yang suka memukul

Jika anak anda suka memukul, cobalah tips dibawah ini :

* Tetap tenang ketika menghadapi situasi yang tidak menyenangkan.

* Poerlihatkan dan ajarkan empati dengan cara menjelaskan pada anak bahwa pukulannya menyakiti orang yang dipukul.

* Cari alasan atau penyebab anak memukul. Biasanya karena marah, lapar dan lelah.

* Jangan memaksa anak untuk meminta maaf tapi berikan contoh dan pengertian melalui ucapan dan tindakan. Setelah anak tenang bbujuklah dia untuk minta maaf dengan tidak memojokkan anak atas kelakuannya tadi.

* Hargai prilaku positif. Jangan pernah ragu untuk memuji perbuatan baiknya.

Kamis, 15 Januari 2009

Mencegah Hipertensi

Ditengah menjamurnya makanan siap saji yang banyak mengandung lemak dan perubahan gaya hidup sebagian masyarakat perkotaan, maka penyakit penyakit sebagai imbas dari perubahan gaya hidup itu pun akan bermunculan semakin banyak. Salah satu penyakit tersebut adalah Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi.

Mungkin banyak dari kita yang kurang tahu apa yang dimaksud dengan Hipertensi, secara garis besar Hipertensi dapat didefinisikan sebagai penyakit yang umum timbul di dalam masyarakat yang merupakan peningkatan yang persisten dari tekanan pembuluh darah arteri, yaitu tekanan diastolik diatas 95 mmHg. Tekanan darah normal biasanya tekanan sistolik tidak melebihi 140 mmHg dan diastolik tidak melebihi 90 mmHg. Namun patokan tekanan darah normal tersebut individual sifatnya.

Penyebab
Sebanyak 90 % kasus penyebab tidak diketahui. Namun dapat juga sekunder akibat penyakit jantung/ginjal, diabetes, atau tumor dari kelenjar adrenal, obat-obatan, maupun kehamilan.

Faktor Risiko
Merokok/minum alkohol, pola makan banyak garam dan lemak, kurang berolah raga, obesitas, dan stress.

Gejala dan Tanda
Biasanya tidak ada gejala sampai timbul komplikasi.

Komplikasi
Stroke
Kegagalan jantung
Kerusakan ginjal.

Pencegahan
Setelah umur 30 tahun, periksa tekanan darah setiap tahun.
Jangan merokok/minum alkohol
Kurangi berat badan bila berlebihan
Lakukan latihan aerobik
Pelajari cara-cara mengendalikan stres.

Penatalaksanaan

Pengelolaan terhadap penderita hipertensi adalah :
Pengobatan tanpa obat, antara lain : diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh, peredaan stress emosional, berhenti merokok/alkohol, dan latihan fisik ringan dan teratur.
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.

Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.

Bagimana?…mengerikan bukan?…Hipertensi sebenarnya gampang banget dicegah (kecuali yang tipe genetik), sayangnya upaya upaya pencegahan tersebut selalu terkendala dari sisi diri kita sendiri…;)

sumber: www.blogdokter.net

Selasa, 13 Januari 2009

Kerak Kepala (Ketombe) Pada Bayi

Ketombe pada bayi biasanya juga disebut dengan kerak kepala bayi.

Ciri kerak: bersisik-sisik tebal berminyak berwarna kuning di dahi dan bagian atas kepala bayi. Yuk, bersihkan agar bayi jadi cantik, bersih dan merasa nyaman!

Bayi yang baru lahir memang biasanya masih terdapat kerak kepala di dahinya. Kerak kepala atau cradle cap ini memang akan terkelupas sendiri, menjadi serpihan-serpihan tipis seperti ketombe, jika sudah mengering.

Kerak kepala ini muncul akibat masih adanya kandungan hormon dari sang bunda dalam tubuh bayi. Untungnya, kerak kepala ini hanya bersifat sementara, yang akan hilang dengan sendirinya seiring berkurangnya kadar hormon ibu dalam tubuh bayi. Gangguan kulit ini mungkin akan berlangsung sampai si kecil berusia 8 – 12 bulan.

Namun ada baiknya juga jika Anda membersihkan kerak kepala tersebut, karena selain mengganggu penampilan, kerak ini juga membuat gatal dan mengganggu pertumbuhan rambutnya.

Perawatan kerak kepala:

  • Siapkan baby oil, sisir sikat yang halus, sampo bayi dan waslap. Gunakan hanya produk khusus bayi.
  • Oleskan minyak pada kulit kepala bayi yang berkerak sambil dipijat perlahan. Biarkan kira-kira 12 jam atau diinapkan semalam, agar kerak melunak dan mudah dibersihkan. Anda bisa melakukannya pada saat bayi tidur.
  • Sisir rambut bayi menggunakan sisir sikat halus, sambil mengangkat kerak kepala yang terlepas. Lakukan perlahan dan hati-hati.
  • Cuci rambut dan kulit kepala bayi dengan sampo bayi, waslap, dan air hangat. Bilas sampai bersih.

Jika ternyata masih terdapat kerak di kepalanya, ulangi tahapan di atas keesokkan harinya. Jika perlu, gunakan serangkaian produk bayi khusus untuk mengatasi dan mencegah kerak kepala.

Hati-hati infeksi! Ketika Anda melakukan perawatan kerak kepala, berhati-hatilah. Kalau tidak, bisa terjadi infeksi pada kulit kepala si kecil. Jangan melepas secara paksa kerak kepala saat kering, apalagi dilakukan dengan jemari tangan Anda karena bisa melukai kulit kepala bayi, serta menimbulkan risiko infeksi.

Jika Anda menjumpai tanda-tanda infeksi, seperti timbul ruam-ruam merah, bawa si kecil ke dokter. Dokter mungkin akan menyarankan Anda menggunting rambut di bagian kulit kepala tersebut, dan memberinya salep antibiotik.

sumber: www.ayah-bunda online.com

Bayi Kuning

Keadaan bayi kuning sangat sering terjadi pada bayi baru lahir. Banyak sekali penyebab bayi kuning. Yang sering terjadi adalah, karena belum matangnya fungsi hati bayi untuk memproses eritrosit (sel darah merah). Pada umumnya, usia sel darah marah adalah 120 hari, tetapi pada bayi usianya kira-kira 90 hari. Hasil pemecahannya, eritrosit harus diproses oleh hati bayi. Saat lahir, hati bayi belum cukup baik untuk melakukan tugasnya. Sisa pemecahan eritrosit tersebut disebut bilirubin. Nah, bilirubin inilah yang menyebabkan kuning pada kulit dan sklera ( bagian putih) mata bayi. Hal ini disebut sebagai ikterus atau kuning pada bayi yang bersifat fisiologis (normal).

Penyebab lain kuning pada bayi antara lain, peningkatan penghancuran sel darah merah yang disebabkan oleh :

* Ketidakcocokan golongan darah atau rhesus faktor ( hal ini jarang sekali terjadi)
* Adanya defek, atau bentuk sel darah yang tidak sempurna (penyakit G6PD.)
* Darah yang terkumpul ( misalnya karena bayi terpaksa harus divakum pada saat lahir).
* Infeksi

Bilirubin yang sangat tinggi ( misalnya 25-30 ug/dl) dapat menyebabkan bayi kejang dan merusak saraf-saraf pendengaran. Biasanya kuning pada bayi bukan karena tertular oleh bayi lain. Sayangnya, Anda tidak menyebutkan berapa nilai bilirubin bayi Anda, bagaimana cara kelahirannya, golongan darah bayi maupun Anda. Anda memang harus tetap menyusui, dengan cara memompa ASI saat Anda di rumah dan langsung menyusui bayi saat Anda menengoknya di rumah sakit.

Tanyakan jam-jam bayi Anda diberi susu, usahakan agar Anda hadir pada saat itu. Rasa khawatir Anda bisa berpengaruh terhadap prduksi ASI. Cobalah berkonsultasi dengan dokter yang merawat bayi Anda, sehingga Anda tidak perlu khawatir, dan produksi ASI tidak terganggu.

dr. IGAN Pratiwi, Sp. A
IDAI Jaya

(sumber: www.ayah-bunda online.com)